Rindu Rasul Bimbo

Rabu, 04 Juli 2012

Haji, Sebuah Perjalanan Mati

3 July 2012 | Kategori: Pernik
Jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi. Foto: Antara.
REPUBLIKA.CO.ID – Ibadah haji laksana sebuah perjalanan mati, dalam arti keluar dari lingkungan dunia menuju hakikat kefanaan.
Perjalanan ini dimulai dengan mandi jenazah yang dilambangkan oleh salah satu sunah ihram (mandi), lalu dilanjutkan dengan pengkafanan yang dilambangkan oleh pakaian ihram, lalu diteruskan dengan penyalatan yang dilambangkan oleh shalat dua rakaat saat ihram.
Pelucutan diri dari segala perhiasan dunia dilambangkan oleh larangan-larangan saat ihram. Proses penguburan yang dilambangkan oleh ditinggalkannya keluarga dan kaum kerabat, lalu diteruskan dengan perjumpaan dengan Allah SWT yang dilambangkan oleh kalimat talbiyah.
Akhir dari semuanya yaitu kebangkitan untuk menerima ganjaran yang dilambangkan oleh harapan semua jamaah agar amalan-amalan ibadah haji mereka diterima oleh Allah SWT. Padang Arafah sendiri adalah sebuah manifestasi dan cerminan bagaimana umat manusia nantinya dikumpulkan di Padang Mahsyar.
Tidak ada perbedaan warna kulit, tidak ada hina atau mulia, miskin atau kaya, muda atau tua. Yang mulia adalah yang bertakwa, dan amal saleh adalah yang selamat. Setiap orang akan sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Semua itu dilambangkan oleh suasana di Padang Arafah saat doa dan permohonan saling bersahutan.
Ibadah haji adalah perjalanan uji coba menuju kematian, tapi orang yang telah melaksanakannya akan tetap kembali pulang untuk menemui keluarga dan kerabat dekatnya. Ibadah haji mengandung pelajaran dan peringatan akan hari kiamat.
Orang yang menjalankannya berarti telah meninggalkan keluarga dan kerabat dekatnya, meski pada akhirnya akan kembali menemui mereka lagi. Oleh sebab itu, sepulang dari haji, seseorang harus berpikir sejenak tentang hari yang telah dijanjikan (hari kiamat).
Artinya, ia harus membekali diri dengan kebajikan dan kebaikan guna menempuh perjalanan abadinya dan menyongsong hari perhitungan atas semua perbuatannya di dunia.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Buku Induk Haji dan Umrah untuk Wanita oleh Dr Ablah Muhammad Al-Kahlawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar