Rindu Rasul Bimbo

Selasa, 24 September 2013

Untuk Kenyamanan Jamaah, Petugas Haji Terus Monitor Pemondokan Penulis :23 September 2013 Petugas Transportasi PPIH Daker Makkah mengarhkan jamaah Haji Indonesia menuju Bus Salawat yang terparkir di Terminal Ghazza untuk pulang ke pemondokan masing-masing usai Salat Jum'at di Masjidil Haram, Jum'at (20/09/2013). (foto: affan rangkuti) Makkah (Sinhat) - Memberikan kenyamanan dan keamanan bagi jamaah haji Indonesia selama berada di Makkah menjadi tugas utama pemerintah dalam hal ini petugas haji. Sebab, mereka adalah anggota Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang kesehariannya bersinggungan langsung dengan para jamaah, baik yang terkait dengan ibadah, fasilitas pemondokan, kesehatan jamaah, maupun hal lainnya. “Agar jamaah nyaman, kami terus memonitor kondisi pemondokan dan kesehatan jamaah,” kata Kepala Sektor 9 Daerah Kerja (Daker) Makkah yang berada di wilayah Bakhutmah, Sabtu (21/09/2013). Karena itu, setiap keluhan jamaah, baik itu karena AC kurang dingin, pintu rusak, atau saluran air kamar mandi yang tidak lancar, akan segera ditindaklanjuti yakni disampaikan kepada pemilik pemondokan agar segera diperbaiki. Bahkan, lanjut Anwar, pihaknya tidak akan menandatangani Berita Acara Penempatan jamaah sebelum catatan-catatan perbaikan yang ada di dalamnya dikabulkan. Berita acara ini strategis karena menjadi bagian persyaratan yang harus dilampirkan dalam pembayaran sewa. Diinformasikan bahwa dalam berita acara tersebut, termuat beberapa daftar check list tentang fasilitas yang harus tersedia dan berjalan dengan baik di setiap pemondokan. Fasilitas tersebut misalnya, ketersediaan air, dispenser, air minum, lift, AC, ruang tamu, kamar mandi, karpet yang baik untuk penutup lantai, sprei berbahan katun yang diganti seminggu sekali, dan fasilitas lainnya. Dalam melakukan tugas monitoring, Anwar membagi personilnya menjadi empat kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab menangani beberapa pemondokan. Di Sektor 9 sendiri, terdapat 25 pemondokan dengan 5 maktab. “Setiap tim bertanggung jawab dengan kondisi pemondokan dan kesehatan jamaah. Setiap keluhan segera dilaporkan agar bisa segera ditindaklanjuti,” tegas Anwar yang dilansir MCH. Selain masalah pemondokan, sektor sembilan juga memberlakukan kunjungan dokter ke masing-masing pemondokan. “Kunjungan ke pemondokan juga dilakukan mengingat beberapa pemondokan di huni oleh para jamaah yang masuk dalam kategori kesehatan beresiko tinggi (risti),” tambah Anwar. Apa yang disampaikan Anwar juga diamini dokter sektor, Tri Agus Y.Sp. Menurutya, beberapa jamaah yang ditempatkan di sektor 9, khususnya dari embarkasi Solo (SOC), banyak yang terkategori risti. Terkait hal ini, lanjut Tri, pihaknya tidak bosan-bosannya memberikan imbauan kepada jamaah, baik secara langsung maupun melalui ketua rombongan (karom) dan ketua regu (karu), agar menjaga kesehatannya serta tidak terlalu memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunah. “Jangan memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah sunah hingga akhirnya justru kelelahan dan tidak siap secara fisik untuk melaksanakan yang wajib. Jamaah harus menjaga kesehatannya,” tegas Tri mengingatkan. Untuk meningkatkan pemahaman manasik haji jamaah sekaligus kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, petugas PPIH Sektor 9 melakukan proses bimbingan ibadah secara door to door. “Sosialisasi tentang pelaksanaan ibadah, kondisi iklim dan cuaca, serta imbauan untuk menjaga kesehatan adakalanya kami sampaikan dari pintu ke pintu,” ujar Mahmud, pelaksana Bimbingan Ibadah Sektor 9 ini. Menurut Mahmud, himbauan tentang pentingnya menjaga kesehatan sudah disampaikan sejak jamaah baru tiba di pemondokan, bahkan sebelum mereka turun dari kendaraan. Sampai dengan hari ketiga kedatangan jamaah haji Indonesia di Makkah, tampak para jamaah sudah mulai melaksanakan rutinitas ibadahnya, shalat berjamaah di Masjidil Haram. Sementara para petuga memonitor kondisi pemondokannya, memonitor transportasi sehingga tampak sibuk dengan aktivitas penyediaan bus Shalawat bagi jamaah yang akan pergi ke dan pulang dari Masjidil Haram. Sementara bagi jamaah haji Indonesia yang baru tiba di Makkah, oleh petugas diminta untuk beristirahat dahulu sebelum melaksanakan umrah. Bahkan, bagi mereka yang tiba di Makkah siang hari, oleh Kepala Seksi Pengamanan PAM Daker Makkah, Asep Abdullah Masduki, diminta untuk menunda umrahnya hingga malam hari. “Selain jamaah bisa istirahat terlebih dahulu, umrah malam lebih longgar dan tidak panas,” ujar Asep. (nm)

Minggu, 22 September 2013

Pemondokan Jamaah Bersih dan Cukup Air Bersih Sabtu, 21 September 2013 – Madinah (Pinmas) —- Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daker Madinah, Jumat (20/09), melakukan pemantauan terhadap kondisi pemondokan jamaah. Hasilnya, BPHI berpendapat bahwa kondisi pemondokan di setiap sektor bersih. Air bersih juga mencukupi dan tersedia pula tempat sampah. Hal ini disampaikan Kepala BPHI Daker Madinah, dr. Suharto, kepada Media Center Haji ketika ditemui di ruang kerjanya, Madinah, Jumat (20/09). Selain itu, dari hasil monitoring klimatologi pada hari jumat (20/9), diketahui bahwa suhu terandah kota Madinah adalah 30 derajat celcius, dan tertinggi 39 derajat celcius. Adapun tingkat kelembaban udara di Madinah 9% – 13%. Suharto juga menjelaskan bahwa sampai dengan hari ke-11, kunjungan berobat ke pelayanan kesehatan sektor berjumlah 81 orang. Adapun jamaah yang melakukan rawat jalan di BPHI sebanyak 69 orang. “Hingga saat ini, jamaah yang dirawat inap berjumlah 17 orang,” kata Suharto. “Jamaah yang dirujuk ke Rumas Sakit Arab Saudi (RSAS) hingga kemarin berjumlah 35 orang dan sebanyak 12 orang masih dirawat hingga kini,” imbuh Suharto. Terkait jamaah wafat, Suharto menjelaskan bahwa hingga kemarin berjumlah 4 orang. “Kemarin ada satu jamaah dengan inisial Tn. ADN, usia 60 tahun, no paspor A5465601, berasal dari Kloter 6 embarkasi Solo yang wafat, dan saat ini sudah dimakamkan di Baqi,” ujar Suharto. (cw/mkd)

Kamis, 19 September 2013

MES/1 Tiba Di Makkah 18.58 WAS Jumat, 20 September 2013 – Makkah (Pinmas) —- Kloter 1 jamaah haji Indonesia Embarkasi Medan (MES/1) tiba di Makkah. Rombongan ini dari Madinah diangkut 10 bus up grade, Dallah. Bus pertama tiba di pemondokan pada pukul 18.58 WAS, sedang bis terakhir tiba pada pukul 20.44 WAS. Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), MES/1 berjumlah 440 rombongan. Namun, rombongan yang sudah sampai di Makkah berjumlah 339 jamaah. Satu orang jamaah masih dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja (Daker) Madinah. Kloter 1 Embarkasi Medan ini menempati pemondokan nomor 611 sektor 6 yang berada di wilayah Misfalah. Di sektor 6 ini, terdapat 14 rumah yang sudah disewa untuk pemondokan jamaah haji Indonesia dengan total kapasitas 10.909 orang. Jarak terjauh pemondokan di sektor ini dari Masjidil Haram adalah 1.780m. Sedang jarak terdekatnya adalah 910m. Dengan tibanya kloter 1 Embarkasi Medan ini di Makkah, berarti sampai dengan berita ini diturunkan, sudah ada 3.703 jamaah haji Indonesia dari 9 kloter yang sudah berada di Makkah. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya kini di rawat di BPHI Daker Makkah, yaitu jamaah kloter 1 Embarkasi Surabaya (SUB) dan jamaah kloter 1 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG). (mkd/mch)

Masjidil Haram Mulai Padat, Petugas Arahkan Jamaah Tersesat Jumat, 20 September 2013 – Makkah (Pinmas) —- Jamaah haji dari berbagai negara, seperti Pakistan, Bangladesh, Filiphina, Malaysia, dan negara lainnya mulai berdatangan di Makkah Al-Mukarramah. Masjidil Haram pun tampak mulai padat, terlebih ketika menjelang masuk waktu salat. Jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Makkah pun ikut meramaikan Masjidil Haram. Bagi yang baru tiba di Makkah, mereka melaksanakan ibadah umrah. Bagi yang sudah berumrah, mereka melaksanakan salat wajib berjamaah dan salat sunnah lainnya. Masjidil Haram pun terasa semakin ramai dan padat. Tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja (Daker) Makkah yang melakukan pantauan di lapangan, Kamis (19/09) malam, melihat beberapa jamaah Indonesia yang masih kebingungan ketika akan mencari jalan keluar dari area sa’i yang sesuai dengan arah pemondokan mereka. Sebenarnya sudah banyak tanda penunjuk arah, namun sepertinya terlalu kecil sehingga kadang tidak terlihat. Selain itu, tulisannya dalam Bahasa Arab dan Inggris juga menjadi kendala tersendiri bagi sebagian jamaah Indonesia. Untung Pengendali Teknis Pengamanan Jamaah Abu Haris dan Kasi PAM Daker Makkah Assep Abdullah Masduki sigap dalam mengarahkan jamaah tersesat. Berdiri persis di putaran Shafa, mereka berdua tampak waspada mengawasi kalau-kalau ada jamaah haji Indonesia yang kebingungan ketika mau pulang setelah melaksanakan umrah. “Sudah menjadi tugas kami untuk melayani jamaah haji Indonesia, khususnya menjaga kenyamanan dan keamanan mereka ketika beribadah di Masjidil Haram,” kata Asep. “Saya juga sedang mempelajari alur pergerakan yang paling aman dan nyaman di Masjidil Haram seiring dengan konsisi pembangunan yang ada sekarang ini. Saya berharap pembangunan ini cepat selesai dan pada puncak haji sudah dapat digunakan,” harap Asep. Kesempatan bertemu dan membantu jamaah juga dipergunakan oleh Asep dan Abu Haris untuk mensosialisasikan imbauan Daker Makkah tentang pentinginya menjaga kesehatan. Jamaah diminta agar tidak terlalu memaksakan diri sehingga pada saat puncak haji justru dalam keadaan tidak sehat. Jamaah juga diimbau agar tidak membawa uang terlalu banyak atau perhiasan yang mencolok ketika akan beribadah di Masjdil Haram. “Demi keamanan, bawa uang riyal secukupnya saja. Sisanya biar di simpan di pemondokan,” pesan Asep. Tidak hanya mereka berdua, di beberap titik strategis, seperti jalur masuk sa’i dari area tawaf, serta Bab Malik Fahd dan Bab Marwa, dijumpai pula petugas dari sektor khusus yang mengawasi pergerakan jamaah haji Indonesia. Dalam kesempatan berbincang dengan Abdul Mukin, salah seorang pekerja asal Jember Indonesia, yang sudah 1 tahun 8 bulan ikut bekerja sebagai tukang bangunan di Masjidil Haram, diperoleh informasi bahwa menjelang puncak haji, jalur keluar masuk Masjidil Haram yang sudah selesai renovasi akan dibuka untuk memperluas akses ke masjid. Selain itu, sebagian pekerja juga akan diliburkan, lalu ditempatkan di beberapa titik untuk membantu menertibkan dan mengamanankan suasana di Masjidil Haram. “Semua petugas Indonesia harus menghafal semua nama pintu. Kalau sudah ramai, setiap pintu harus dijaga 2 orang, terutama di pintu-pintu besar, seperti: Bab Umrah, Bab Malik Fahd, Bab Malik Abdul Aziz, dan Bab Marwah,” usul Makin penuh semangat. (mkd/mch)

Rabu, 17 Juli 2013

Tidak Ada Sisa Kuota Nasional Haji Reguler dan Khusus Penulis : 16 Juli 2013

Kepastian informasi jamaah yang berhak berangkat haji tahun ini dijamin penuh Kementerian Agama. “Pemerintah menjamin penuh hak berangkat jamaah haji 2013. Akibat pemotongan 20 persen kuota haji nasional maka pemerintah menetapkan jamaah haji yang berangkat mau yang ditunda sepenuhnya dilakukan melalui sistem”. Demikian juga pengisian terhadap kekosongan porsi dilakukan dengan memasukkan nomor urut porsi berikutnya secara otomatis. Untuk itu calon jamaah dapat mengakses dan mengetahui daftar nama jamaah yang berangkat dan yang ditunda keberangkatannya tahun 1434 H/2013M melalui //http:www.haji.kemenag.go.id dan melalui call center hajji 500425,” jelas Anggito Abimanyu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, sebelum acara buka puasa bersama di rumah dinas Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/07). Ia kembali menyampaikan untuk daerah sulit akses internet, Kementerian Agama meminta bantuan petugas KUA untuk bisa menyampaikan informasi jamaah berhak berangkat haji. “Kami punya 5000 KUA, mudah-mudahan ini bisa membantu menyebarkan informasi jamaah berhak berangkat haji tahun ini,” tuturnya. Jumlah jemaah haji Indonesia yang berangkat tahun 1434 H pasca pemotongan 20 % kuota haji sebanyak 168.800 jamaah. Terdiri dari jamaah haji reguler 155.200 dan haji khusus 13.600 jemaah. “Berdasarkan peraturan Menteri Agama no 63 tahun 2013 tentang kriteria keberangkatan jemaah haji dan keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah nomor D/433 tahun 2013 disampaikan hasil verifikasi haji reguler, bahwa ada 575 jemaah lunas yang menunda keberangkatannya karena sudah haji, terpisah keluarga inti (batih) yaitu anak dan orang tua maupun suami istri serta alasan sakit dan batal. Dengan begitu 575 jemaah lunas tersebut menjadi prioritas berangkat tahun 2014. Dan sebagai pengganti diusulkan berangkat sesuai dengan urutan nomor porsi berikutnya. Sedangkan haji khusus ada 594 jemaah yang tertunda keberangkatannya karena sudah haji, terpisah keluarga inti (batih) yaitu anak dan orang tua maupun suami istri serta alasan sakit dan batal. Dengan begitu 594 jemaah lunas tersebut menjadi prioritas berangkat tahun 2014. Dab sebagai penganti batal haji khusus diusulkan sepenuhnya oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Dengan begitu tidak ada sisa kuota nasional haji reguler dan haji khusus,” jelas Anggito. (Rio)

Minggu, 16 Juni 2013

Pengurangan 20 % kuota haji 2013 Penulis : 12 Juni 2013 Jakarta (Sinhat), Kementerian Agama belum lama ini menerima surat dari Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi. Isi surat itu menyampaikan, kuota haji untuk Indonesia, dipotong 20 persen. “Benar surat itu sudah kami terima 6 Juni lalu. Isinya tentang pemotongan 20 % kuota haji untuk seluruh negara anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam), termasuk Indonesia. Dalam surat itu disampaikan, keluarnya kebijakan itu, akibat lambatnya penyelesaian rehabilitasi Masjidil Haram. Sehingga, demi terjaminnya keselamatan jamaah haji, pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengurangi kuota haji,” tukas Menteri Agama Surya Dharma Ali, kepada watawan di lantai dua Gedung Utama Kementerian Agama, Rabu sore (12/06). Keterlambatan rehabilitasi Masjidil Haram, lanjut dia, berakibat pada berkurangnya kapasitas daya tampung tempat tawaf, yang semula dapat menampung 48.000 jamaah dalam satu jam. Menjadi 22.000 jamaah dalam satu jam. “Artinya terpotong setengah,” tuturnya. Tapi, kata dia, bila ini dipaksakan, dikhawatirkan bisa berakibat fatal, bagi keselamatan calon jamaah haji (Calhaj). Sehingga, pemerintah Arab Saudi mengambil kebijakan itu, demi keselamatan jamaah. Insya Allah kebijakan ini, cukup hanya tahun ini,”tutur Suryadharma lagi. Dengan kebijakan itu, sambung dia, dipastikan 42.200 Calhaj batal berangkat. “Dengan begitu, terjadi penurunan jamaah haji Indonesia. Dari tahun lalu 211.000 jamaah menjadi 168.800 jamaah. Dengan demikian, dari angka itu jamaah haji khusus yang terpotong 3400 orang. Dan, jamah haji reguler 38.800 orang,” imbuh Suryadharma. Meski demikian, ucap dia, pemerintah tidak tinggal diam. “Upaya lobi sedang dilakukan. Khususnya dengan Menteri Haji Arab Saudi. Mudah-mudahan ada dispensasi implementasi atas kebijakan tersebut,” ujarnya lagi. Sementara, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Anggito Abimanyu memastikan calon jamaah haji yang terkena kebijakan itu, akan berangkat di tahun depan. “Kami pastikan, musim haji 2014, yang terkena pengurangan kuota ini berangkat. Dan, apabila ada kenaikan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), alias bila terjadi selisih lebih, dari tahun ini, mereka tidak akan dikenakan biaya tambahan,” pungkasnya lagi. Ia kembali menjelaskan, yang paling krusial terkena pemotongan adalah jamaah haji usia muda. “Sedangkan jamaah usia lanjut di atas 83 tahun tetap diutamakan. Alias diprioritaskan,” jelasnya. (reporter:Mario/redaktur:rm) Dibaca : 14329 kali | Sumber : | File :

Rabu, 22 Mei 2013

Raih Penyelenggara Haji Terbaik Dunia Senin, 20 Mei 2013 – Foto Makassar (Pinmas)— Nama harum Indonesia di tingkat Internasional kembali terukir melalui penyelenggara haji terbaik 2013. Gelar tersebut diberikan organisasi penyelenggara haji dunia yang dikenal “Hajj People”. Lembaga nirlaba yang berkantor di London, Inggris ini menilai Indonesia sangat berprestasi dalam memberikan pelayanan haji. “Kita patut bersyukur prestasi Indonesia kembali terukir. Dengan meraih award Penyelenggara Haji Terbaik internasional,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali usai memeberikan pembekalan pada pegawai Kementerian Agama se Propinsi Sulawesi Selatan di Makassar, Minggu (19/5). Prestasi itu, menurut dia merupakan sebuah bukti pelayanan haji Indonesia mengalami peningkatan. Hingga lembaga internasional pun merasa perlu memberikan penghargaan. Rencananya penghargaan yang diberikan Hajj People itu bakal diterima Indonesia pada 22 Mei 2013. Prosesi penyerahan berlangsung di kantor Hajj People, London, Inggris. “Jika tidak ada halangan saya sudah minta Anggito Abimanyu untuk hadir menerima penghargaan tersebut,” terangnya. Ini merupakan penghargaan pertama Indonesia dalam penyelenggara haji, kata Menag. “Penghargaan ini diharapkan menjawab segala pemikiran buruk masyarakat Indonesia terkait penyelenggaraan haji,” ujarnya. Apakah ini penghargaan yang rutin? Menteri Agama mengakui belum memahami. Namun Hajj People memang organisasi penyelenggara haji yang sudah dikenal luas. “Yang pasti ini penghargaan pertama. Saya belum tahu persis soal itu,” terangnya. Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, Anggito Abimanyu membenarkan gelar penghargaan pelayanan haji tingkat internasional. Gelar itu membuktikan pelayanan haji Indonesia adalah terbaik. Bahkan perlu jadi contoh bagi negara lain.(rko)

Pelunasan BPIH 2013 Mulai 22 Mei – 12 Juni Selasa, 21 Mei 2013 – Foto Jakarta (Pinmas)—Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2013 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1434H/2013M. Sedangkan waktu pelunasan BPIH atau ongkos naik haji bagi jamaah yang telah memperoleh porsi berangkat haji tahun ini ditetapkan mulai 22 Mei sampai dengan 12 Juni 2013. Pengumuman tersebut disampaikan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Anggito Abimanyu diwakili Sekretaris Ditjen PHU Cepi Supriatna dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (21/5), didampingi Kepala Pinmas Kemenag Zubaidi, Direktur Pembinaan Haji Ahmad Kartono, Pgs Direktur Pengelolaan Dana Haji Khasan Faozi, dan Kasubdit Pendaftaran Haji Amin Akkas. “Jamaah yang telah mendapat porsi dan masuk dalam alokasi keberangkatan tahun ini, namun tidak melunasi sampai 12 Juni, maka secara otomatis menjadi waiting list tahun berikutnya dan kesempatan kuotanya menjadi kuota haji nasional,” kata Cepi. Dijelaskan, pembayaran pelunasan BPIH dilakukan di Bank-Bank Penerima Setoran (BPS) dengan waktu penyetoran pukul 10.00 sampai 16.00 WIB, untuk wilayah Indonesia Bagian Barat. Untuk Bagian Tengah dimulai dari pukul 11.00 sampai 17.00 WITA, dan di wilayah Bagian Timur mulai pukul 12.00 sampai 18.00 WIT. Bagi calon jemaah haji yang sudah melunasi BPIH 2013, maka dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari setelah penyetoran dengan membawa bukti setor lunas BPIH wajib segera mendaftar ulang ke Kantor Kemenag Kabupaten-Kota. Sekiranya terdapat sisa kuota haji yang berasal dari setiap provinsi setelah berakhirnya masa pelunasan, maka akan dilanjutkan pelunasan tahap sisa kuota nasional yaitu 18 sampai dengan 26 Juni 2013. “Sisa kuota haji nasional diperuntukan bagi jamaah usia lanjut diatas 83 tahun yang telah terdaftar,” kata Cepi. “Kepada masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji dihimbau untuk melakukan pembayaran dan mendaftarkan diri melalui prosedur yang telah ditentukan dan tidak melalui perantara atau calo,” imbuh Zubaidi. Adapun besaran BPIH 2013 adalah, embarkasi Aceh 3.253 dollar AS, embarkasi Medan 3.263 dollar AS, embarkasi Batam 3.357 dollar AS, embarkasi Padang 3.329 dollar AS, embarkasi Palembang 3.381 dollar AS, embarkasi Jakarta 3.522 dollar AS, embarkasi Solo 3.542 dollar AS, embarkasi Surabaya 3.619 dollar AS, embarkasi Banjarmasin 3.733 dollar AS , embarkasi Balikpapan 3.744 dollar AS , embarkasi Makassar 3.807 dollar AS, dan embarkasi Lombok 3.782 dollar AS. (ks)

Selasa, 21 Mei 2013

Musim Haji 2013, Garuda Angkut 112.688 Jamaah Haji Penulis : 14 Mei 2013 Jakarta(Sinhat)--Pada musim haji 1434 H/2013, Garuda akan menerbangkan sebanyak 112.688 jamaah Indonesia yang tergabung dalam 295 kelompok terbang (kloter) dari 10 embarkasi. Maskapai milik pemerintah ini mengoperasikan 14 pesawat yang rata-rata berusia muda dan bahkan ada pesawat yang diproduksi tahun 2010. “Proses tender pesawat dilaksanakan sevara terbuka dan transparan, dan diumumkan di media cetak nasional dan internasional,” kata Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar pada Penandatanganan Perjanjian Pengangkutan Udara Jemaah Haji Indonesia Tahun 1434H/2013M dengan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama serta Saudi Arabia Airlines (SV) di Jakarta, Senin (13/05). Selain Garuda Indonesia, jamaah haji Indonesia menuju Tanah Suci diberangkat dengan Saudi Arabian Airline yang mengangkut jamaah sebanyak 83.726 orang yang tergabung dalam 187 kloter. Di tempat yang sama Saudia Airline juga menandatangani perjanjian kerjasama dengan sebuah penyelenggara BPIH Khusus (ONH Plus) PT Maktour. Menurut pimpinan Maktour Fuad Hasan, perjanjian dalam rangka memberikan jaminan penerbangan kepada jamaah yang berangkat melalui biro haji ini selama lima tahun. “Animo masyarakat untuk beribadah haji khusus juga meningkat, sampai saat ini daftar tunggu sudah 90 an ribu padahal kuota haji khusus hanya 17 ribu.,” ujar Fuad. Dalam kaitan penerbangan Emirsyah mengingatkan jamaah tentang keselamatan dan keamanan penerbangan, termasuk dilarang membawa barang berbahaya yaitu kompor minyak, gas LPJ, korek api, pisau, parang, gunting panjang, hair-spray atau parfum dalam tabung semprot, serta lainnya. “Barang-barang elektronik juga harus dilepas dari baterainya,” terang Emirsyah. “Jangan pula menerima titipan dalam bentuk apapun untuk dibawa ke dalam pesawat!” imbuhnya. Hal ini, lanjut Emirsyah, perlu diingatkan kembali untuk mencegah adanya perbuatan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan. Terkait barang bawaan, Emirsyah berharap seluruh jemaah dapat mematuhi ketentuan yang disepakati antara Kementerian Agama dan Garuda Indonesia. “Barang bawaan tidak melebihi berat 32 Kg, baik ketika berangkat maupun pulang,” kata Emirsyah. “Garuda Indonesia akan memberikan lima liter air zam-zam secara Cuma-Cuma kepada setiap jemaah di bandara debarkasi Indonesia,” katanya. Untuk melayani jamaah, Garuda menugaskan 556 orang awak kabin yang 60 persen berasal dari daerah embarkasi Upaya ini mengatasi kendala komunikasi mengingat sebagian jamaah hanya mampu berbahasa daerah,” demikian Emirsyah Satar (ks) Dibaca : 1548 kali | Sumber : | File :

Kloter Pertama Jemaah Haji Diberangkatkan 10 September

Penulis : 14 Mei 2013 Jakarta (Sinhat)-- Kelompok Terbang (Kloter) jemaah haji pertama dari 12 embarkasi secara serentak akan dilaksanakan pada 10 September 2013 dan pemberangkatan tersebut diperkirakan akan selesai dalam 30 hari operasional penerbangan. Hal tersebut terungkap pada acara perjanjian pengangkuan Jemaah haji Indonesia antara Kementerian Agama (Kemenag) yang diwakili Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Anggito Abimanyu dengan Dirut PT Garuda Indonesia (persero) Tbk, Emir Satar dan pimpinan Saudi Arabia Airlines Abrurrohman Sa’ad Hajar di Jakarta, Senin (13/5). Pada 10 September 2013 itu merupakan awal pemberangkatan Jemaah haji dari tanah air ke Arab Saudi dan akan berangkir pada 9 Oktober 2013. Sementara wukuf diperkiarakan jatuh pada 14 Oktober 2013. Pada 20 Oktober 2013 adalah awal pemulangan Jemaah haji dari Arab Saudi ke tanah air dan akan berakhir pada 18 Nopember 2013. Dirjen PHU menjelaskan, Keputusan Menteri Agama No.63 tahun 2013 menetapkan angkutan udara Jemaah haji Indonesia pada 1434H/2013M adalah PT Garuda Indonesia (GA) dan Saudi Arabia Airline (SV). Kedua penerbangan dipandang mampu dan memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai pelaksana angkutan udara Jemaah haji Indonesia. GA akan mengangkut Jemaah haji asal embarkasi Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta (khusus Provinsi DKI Jakarta), Banten, Lampung, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok sebanyak 112.688 orang yang tergabung dalam 297 kloter. Sedangkan SV akan mengangkut Jemaah haji asal embarkasi Batam, Jakarta (khusus provinsi Jawa Barat), Surabaya, sebanyak 83.726 orang yang tergabung dalam 187 kloter. Dijelaskan pula bahwa embarkasi yang mendarat dan terbang melalui Bandara KAIA Jeddah yaitu embarkasi Aceh, Medan, padang, Palembang, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok. Embarkasi yang mendarat dan terbang melalui AMAA Madinah yaitu embarkasi Batam, Jakarta dan Surabaya. Dijelaskan Anggito Abimanyu, telah terjadi penurunan tarif penerbangan rata-rata sebesar dua persen (dari USD.2201 tahun 2012 menjadi USD.2163 tahun 2013), khsusunya untuk embarkasi besar seperti Jakarta dan Surabaya terif penerbangan turun menjadi iga persen. Disamping penurunan tarif tersebut, beberapa peningkatan pelayanan penerbangan tahun 2013 ini meliputi: mengurangi proses transito di Jeddah, meminta tambahan slot kepulangan via Bandara Madinah, meningkatkan jumlah awak kabin WNI local sesuai dengan daerah embarkasi dan monitoring on-time performance.(ant/ess)
Dirjen PHU: Sedang Dikaji Pengadaan Pesawat Haji Penulis : 14 Mei 2013 Jakarta (Sinhat)-- Kementerian Agama (Kemenag) tengah melakukan kajian pengadaan pesawat haji dan akan selesai dalam sebulan, kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Anggito Abimanyu di Jakarta, Senin petang. Rencana pengadaan pesawat haji tersebut merupakan terobosan dalam kaitan meringankan biaya penyelenggaraan haji. Sebab biaya penerbangan hampir 60 persen biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH). Menteri Agama Suryadharma Ali sebelumnya menyatakan, Kemenag perlu memiliki pesawat haji karena dari sisi investasi bisa menguntungkan bagi jemaah juga dapat meningkatkan aspek pelayanan lebih baik lagi sekaligus dapat menekan harga tiket yang setiap tahun terus makin mahal. Alasan Suryadharma Ali cukup sederhana. Setiap tahun Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp5 triliun untuk membeli tiket. Dana sebesar itu jika digunakan untuk membeli pesawat bisa dua setengah pesawat. Jika pesawat itu hanya digunakan dua atau tiga bulan, bulan berikutnya ngganggur. Tentu ketika tak digunakan bisa dimanfaatkan oleh maskapai lain yang tentu bisa menambah nilai manfaat bagi penyelenggaraan haji kedepan. Ia mengakui hal ini tentu perlu kajian lebih matang. Baik dari sisi investasi harus aman, harus menguntungkan dan harus dapat meringankan biaya tiket bagi jemaah haji yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Ia mengatakan, dari sisi regulasi bahwa kementerian membeli pesawat haji belum ada. Untuk itu, dari Dirjen PHU perlu pemikiran "loncatan" dengan harapan dapat meringankan jemaah haji.(ant/ess)

Kamis, 18 April 2013

Dana Haji di Bank Konvensional Dialihkan ke Bank Syariah Penulis : 17 April 2013 Jakarta (Sinhat)--Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Anggito Abimanyu menyatakan, seluruh dana setoran awal jamaah haji di tanah air yang ada di bank konvensional sebesar Rp 11 trilyun akan dialihkan ke bank syariah. Upaya ini diharapkan mendorong ekonomi syariah sekaligus mengoptimalisasikan dana haji. “Jamaah menghendaki agar uang haji dikelola syariah. Ini terlepas dari prinsip riba atau tidak,” kata Anggito Abimanyu kepada pers di Jakarta, Rabu (17/4), didampingi Sekretaris Ditjen PHU Cepi Supriyatna, Direktur Pelayanan Haji Sri Ilham Lubis dan Direktur Pembinaan Haji Ahmad Kartono. Anggito mengakui, selama ini dana haji disimpan di bank konvensional atau bank non syariah. “Saya juga diingatkan MUI dalam pertemuan maupun fatwa agar dana haji dikelola bank syariah,” terangnya. Adapun komposisi penempatan dana haji pada Juli 2012 seluruhnya sebesar Rp 45 trilyun, dengan penempatan di sukuk Rp 35 T (78%), di bank non syariah Rp 6 T (13%) dan di bank syariah Rp 4 T (9%). Pada April 2013 dana haji sebesar Rp 55 T, di sukuk Rp 35 T (63%), bank non syariah Rp 11 T (20%) dan di bank syariah Rp 9 T (17%). Anggito menjelaskan pengalihan dana itu merujuk pada UU nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji serta Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 30 tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji, bahwa BPS BPIH adalah bank syariah dan bank umum nasional memiliki layanan syariah. Ia juga menjelaskan, masa transisi pengalihan dana bank konvensional ke bank syariah maksimal 1 tahun. Bank non syariah dapat bertindak sebagai BPS transito dengan dana mengendap selama 5 hari. Mengenai bank transito menurut Anggito, karena bank syariah belum memiliki jaringan di tanah air. “Bank konvensional difungsikan sebagai BPS transito, penerima sementara di masa pengendapan 5 hari, karena bank konvensional punya jaringan luas,” kata Anggito. Dengan pengalihan dana haji ke bank syariah, menurut Anggito akan semakin menambah likuiditas bank syariah. “Bank konvensional memiliki aset dan likuiditas cuku kuat dipindah Rp 11 trilyun gak masalah, tapi buat bank syariah cukup besar mendorong ekonomi syariah,” ujarnya. (ks)

Senin, 08 April 2013

Dirjen PHU: Pelayanan Haji Harus Lebih Baik Penulis : 03 April 2013 Jakarta(Sinhat)-- Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Anggito Abimanyu menyatakan, meski BPIH 2013 turun rata-rata 90 dolar AS, pihaknya berjanji, pelayanan bagi calon jamaah haji harus lebih baik, ketika di tanah air maupun di Saudi Arabia. "Kita senantiasa berusaha untuk memberikan pelayanan bagi Jamaah dari tahun ke tahun makin baik," kata Anggito di kantor Baznas (Badan Amil dan Zakat Nasional) seusai menerima penyematan pin Duta Baznas, di Jakarta, Selasa (2/4). Penetapan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) lebih cepat empat bulan sebelum pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji, menurut dia, memberi peluang baginya untuk melakukan persiapan penyelenggaraan haji lebih baik. Baik dari sisi penyelenggaraan maupun penyiapan bagi calon jamaah haji. Untuk tahun ini pihaknya akan meningkatkan kualitas bimbingan manasik haji selama di tanah air. Hal ini penting karena esensi dari haji adalah mencari kemabruran. Tahun-tahun sebelumnya penetapan BPIH sudah mepet menjelang keberangkatan haji. Untuk BPIH 2013 sekali ini lebih cepat. Karena itu, dari sisi waktu seharusnya persiapan pemberangkatan bagi calon jamaah haji dari tanah air harus lebih baik, katanya. Karena itu pula, lanjut dia, penyiapan pondokan, katering, transportasi dan pengurusan dokumen Jamaah haji harus dilakukan dengan cermat. Dari sisi keuangan, sudah tak ada masalah lagi karena DPR RI sudah memberi persetujuan untuk menggunakan dana optimalisasi untuk subsidi pemondokan di Mekkah, Madinah dan Arafah dan Mina. Subsidi Rp16,2 juta per orang Dana subsidi itu diambil dari nilai manfaat setoran awal dana haji. Bukan dari APBN, tapi dari dana Jamaah haji juga ketika mereka menyetor dana. Subsidi per orang yang diambil dari dana optimalisasi sebesar Rp16,2 juta. Kendati pemondokan musim haji 2013 akan sulit mendapat wilayah yang dekat dengan kawasan Masjidil Haram, tetapi pihaknya berupaya mendapatkan pondokan dengan jarak rata-rata 2,5 km. Tidak seperti tahun lalu jarak pondokan bisa diperoleh kurang dari 1 km. Hal itu sebagai dampak dari perluasan kompleks masjidil Haram yang hingga kini masih berjalan. Ia menambahkan, pihaknya pun telah minta kepada pemerintah Arab Saudi agar tetap memberi tambahan kuota sebanyak 35 ribu orang. Kuota haji Indonesia pada 2012 lalu sebanyak 211 ribu orang. Diharapkan permintaan tambahan kuota tersebut dapat dipenuhi. Hal lain yang dimohonkan pemerintah Indonesia adalah agar sebanyak 160 unit mobil di kantor teknis haji dapat digunakan. "Kita sudah minta kelonggaran kepada pemerintah setempat," kata Anggito. (ant/ess)

Senin, 18 Maret 2013

412 Calhaj Jakarta Pusat Mendapat Pelayanan Haji Biometrik Penulis : 18 Maret 2013

Jakarta (Sinhat)--respon positif dari jamaah. Sisca Maharani, salah satu calon jamaah haji, asal Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengaku terkejut dengan fasilitas baru yang disediakan pemerintah. “Kenapa nggak sepuluh tahun yang lalu, ya. Kenapa baru sekarang?. Tapi, tak apa-apa. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali,” tegasnya saat ditemui di lantai dua ruang pendaftaran haji di gedung Kantor Kementerian Agama Jakarta Pusat, Senin pagi (18/03). 
Lanjut Sisca, langkah Kementerian Agama menerapkan teknologi ini sudah tepat. Sebab, sistem ini dapat menunjang visi pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada calon jamaah. Kepala Kantor Kementerian Agama Jakarta Pusat, H. Mahrus Umar menegaskan untuk mempercepat peningkatan pelayanan jamaah, pemerintah tahun ini, akan menggunakan teknologi canggih berbasis informasi.
Sementara, Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah, Kantor Kementerian Agama Jakarta Pusat, H. Suyadi, menambahkan posisi teknologi biometrik dalam sistem pendaftaran haji sangat vital. “Sistem baru ini dapat memperkuat hasil data. Lebih akurat. Alias tepat,” bebernya. online ke tiga instansi : Imigirasi, Sudin Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Daker Mekkah dan Madinah
Penggunaan biometrik, kuantitas input data calon jamaah lebih banyak. Misalnya, ada penginputan masa berlaku KTP, tanggal lahir ayah dan ibu kandung, scan data seluruh lembar persyaratan yakni KTP, KK, surat nikah, buku tabungan dan akte kelahiran,” ujarnya. Lanjut Suyadi, sejak diterapkan 15 Januari lalu, sudah 416 jamaah didata dengan Biometrik. (Rio)

Dibaca : 453 kali | Sumber : | File

Menag: Pengelolaan Dana Haji  Membaik Penulis : 14 Maret 2013
Jakarta (Sinhat)--Pengelolaan dana haji dari waktu ke waktu semakin baik. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kekuatan dana haji dalam memberikan subsidi dalam jumlah yang lebih besar nominalnya dan dalam jumlah orang yang lebih banyak.

Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali dalam acara penyampaian Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1433H/2012 M, di Aula HM.Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jl. MH. Thamrin, Jakarta, Kamis (14/03).

Hadir dalam acara ini, Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin,Ketua MUI, KH. Umar Shihab, Ketua Komite Pengawas Ibadah Haji (KPIH), Slamet Effendi Yusuf, Dirut PT Garuda Indonesia, serta Pejabat Eselon Idan II Kementerian Agama.

Menurut Menag, perkembangan nilai manfaat yang dikembalikan kepada jamaah haji terus mengalami peningkatan. Pada 2010, setiap jamaah memperoleh pengembalian nilai manfaat sebesar Rp.3.802.000. Ditambah dengan living cost sebesar Rp3.750.000, maka jumlah dana yang dikembalikan kepada setiap jamaah mencapai Rp7.552.000.

Living cost yang diberikan pada 2011 dan 2012 jumlahnya sama, yaitu Rp3.750.000. Namun, nilai manfaat yang dikembalikan terus meningkat, yaitu: Rp7.161.000 (2011) dan Rp9.098.000 (2012). Kalau ditambahkan dengan dana living cost, maka jumlahnya menjadi Rp10.911.000 (2011) dan
Rp12.800.000 (2012) atau 35% dari toral BPIH.

Untuk 2013, lanjut Menag, nilai manfaat yang akan dikembalikan kepada jamaah diperkirakan mencapai Rp12.342.000. Adapun dana living cost-nya tetap, Rp3.750.000. Jika dijumlahkan maka dana tersebut mencapai Rp16.100.000.

“Jumlah Rp16.100.000 ini setara dengan 40% dana BPIH,” terang Menag.

Terkait dengan meningkatnya jumlah orang yang memperoleh, Menag menjelaskan bahwa pada 2009, jamaah yang berada di ring I hanya 27% atau sekitar 26.000 jamaah. Menurut Menag, biaya sewa pemondokan di ring I itu biasanya melampauai biaya sewa yang wajib dibayar jamaah.

“Jadi selalu ada selisih dan selisihnya itu dibayar dari dan manfaat,” tegas Menag.

Tahun 2010, pembayaaran selisih biaya sewa pemondokan ini meningkat, mampu mengcover 63% jamaah atau 125.000 orang. Tahun 2011, 194.000 jamaah (100%), selisih biaya sewa pemondokannya disubsidi dari dana manfaat.

“Tahun 2012 juga sama, 100% selisih biaya sewa pemondokannya bisa disubsidi dari dana manfaat,” tambah Menag.

Yang lebih fantastik lagi, lanjut Menag, adalah komponen-komponen yang semestinya jamaah bayar, sudah tidak dibayarkan lagi. Menag mencontohkan, biaya pembuatan paspor sebesar Rp255.000, sudah tidak bayar jamaah. Asuransi (Rp100.000) dan general service fee (277USD) juga sudah tidak dibayar atau dibebankan dari dana optimalisasi.

“Hal ini yang sering saya ungkapkan tetapi tidak pernah menjadi referensi bagi mereka yang berkepentingan dalam memberikan penilaian terhadap penyelenggaraan ibadah haji,” tutup Menag.

Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, menyampaikan hasil survei kepuasan jamaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji 1433H kepada Menteri Agama. Dalam paparannya, Suryamin menjelaskan bahwa secara keseluruhan indeks kepuasan jamaah haji tahun 1433 Hijriyah/2012 mencapai angka 81,32 persen, dengan demikian tergolong memuaskan atau di atas standar.

Terkait hal ini, dalam laporannya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Anggito Abimanyu mengatakan bahwa walaupun hasilnya tergolong memuaskan dan di atas standard, namun hal itu tidak akan membuat kami euforia.

“Kami akan menjadikan hasil survei ini sebagai masukan yang positif dan objektif untuk terus berupaya melakukan peningkatan kualitas layanan kepada jamaah haji,” tegas Anggito. (mkd)