Rindu Rasul Bimbo

Selasa, 24 September 2013

Untuk Kenyamanan Jamaah, Petugas Haji Terus Monitor Pemondokan Penulis :23 September 2013 Petugas Transportasi PPIH Daker Makkah mengarhkan jamaah Haji Indonesia menuju Bus Salawat yang terparkir di Terminal Ghazza untuk pulang ke pemondokan masing-masing usai Salat Jum'at di Masjidil Haram, Jum'at (20/09/2013). (foto: affan rangkuti) Makkah (Sinhat) - Memberikan kenyamanan dan keamanan bagi jamaah haji Indonesia selama berada di Makkah menjadi tugas utama pemerintah dalam hal ini petugas haji. Sebab, mereka adalah anggota Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang kesehariannya bersinggungan langsung dengan para jamaah, baik yang terkait dengan ibadah, fasilitas pemondokan, kesehatan jamaah, maupun hal lainnya. “Agar jamaah nyaman, kami terus memonitor kondisi pemondokan dan kesehatan jamaah,” kata Kepala Sektor 9 Daerah Kerja (Daker) Makkah yang berada di wilayah Bakhutmah, Sabtu (21/09/2013). Karena itu, setiap keluhan jamaah, baik itu karena AC kurang dingin, pintu rusak, atau saluran air kamar mandi yang tidak lancar, akan segera ditindaklanjuti yakni disampaikan kepada pemilik pemondokan agar segera diperbaiki. Bahkan, lanjut Anwar, pihaknya tidak akan menandatangani Berita Acara Penempatan jamaah sebelum catatan-catatan perbaikan yang ada di dalamnya dikabulkan. Berita acara ini strategis karena menjadi bagian persyaratan yang harus dilampirkan dalam pembayaran sewa. Diinformasikan bahwa dalam berita acara tersebut, termuat beberapa daftar check list tentang fasilitas yang harus tersedia dan berjalan dengan baik di setiap pemondokan. Fasilitas tersebut misalnya, ketersediaan air, dispenser, air minum, lift, AC, ruang tamu, kamar mandi, karpet yang baik untuk penutup lantai, sprei berbahan katun yang diganti seminggu sekali, dan fasilitas lainnya. Dalam melakukan tugas monitoring, Anwar membagi personilnya menjadi empat kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab menangani beberapa pemondokan. Di Sektor 9 sendiri, terdapat 25 pemondokan dengan 5 maktab. “Setiap tim bertanggung jawab dengan kondisi pemondokan dan kesehatan jamaah. Setiap keluhan segera dilaporkan agar bisa segera ditindaklanjuti,” tegas Anwar yang dilansir MCH. Selain masalah pemondokan, sektor sembilan juga memberlakukan kunjungan dokter ke masing-masing pemondokan. “Kunjungan ke pemondokan juga dilakukan mengingat beberapa pemondokan di huni oleh para jamaah yang masuk dalam kategori kesehatan beresiko tinggi (risti),” tambah Anwar. Apa yang disampaikan Anwar juga diamini dokter sektor, Tri Agus Y.Sp. Menurutya, beberapa jamaah yang ditempatkan di sektor 9, khususnya dari embarkasi Solo (SOC), banyak yang terkategori risti. Terkait hal ini, lanjut Tri, pihaknya tidak bosan-bosannya memberikan imbauan kepada jamaah, baik secara langsung maupun melalui ketua rombongan (karom) dan ketua regu (karu), agar menjaga kesehatannya serta tidak terlalu memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunah. “Jangan memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah sunah hingga akhirnya justru kelelahan dan tidak siap secara fisik untuk melaksanakan yang wajib. Jamaah harus menjaga kesehatannya,” tegas Tri mengingatkan. Untuk meningkatkan pemahaman manasik haji jamaah sekaligus kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, petugas PPIH Sektor 9 melakukan proses bimbingan ibadah secara door to door. “Sosialisasi tentang pelaksanaan ibadah, kondisi iklim dan cuaca, serta imbauan untuk menjaga kesehatan adakalanya kami sampaikan dari pintu ke pintu,” ujar Mahmud, pelaksana Bimbingan Ibadah Sektor 9 ini. Menurut Mahmud, himbauan tentang pentingnya menjaga kesehatan sudah disampaikan sejak jamaah baru tiba di pemondokan, bahkan sebelum mereka turun dari kendaraan. Sampai dengan hari ketiga kedatangan jamaah haji Indonesia di Makkah, tampak para jamaah sudah mulai melaksanakan rutinitas ibadahnya, shalat berjamaah di Masjidil Haram. Sementara para petuga memonitor kondisi pemondokannya, memonitor transportasi sehingga tampak sibuk dengan aktivitas penyediaan bus Shalawat bagi jamaah yang akan pergi ke dan pulang dari Masjidil Haram. Sementara bagi jamaah haji Indonesia yang baru tiba di Makkah, oleh petugas diminta untuk beristirahat dahulu sebelum melaksanakan umrah. Bahkan, bagi mereka yang tiba di Makkah siang hari, oleh Kepala Seksi Pengamanan PAM Daker Makkah, Asep Abdullah Masduki, diminta untuk menunda umrahnya hingga malam hari. “Selain jamaah bisa istirahat terlebih dahulu, umrah malam lebih longgar dan tidak panas,” ujar Asep. (nm)

Minggu, 22 September 2013

Pemondokan Jamaah Bersih dan Cukup Air Bersih Sabtu, 21 September 2013 – Madinah (Pinmas) —- Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daker Madinah, Jumat (20/09), melakukan pemantauan terhadap kondisi pemondokan jamaah. Hasilnya, BPHI berpendapat bahwa kondisi pemondokan di setiap sektor bersih. Air bersih juga mencukupi dan tersedia pula tempat sampah. Hal ini disampaikan Kepala BPHI Daker Madinah, dr. Suharto, kepada Media Center Haji ketika ditemui di ruang kerjanya, Madinah, Jumat (20/09). Selain itu, dari hasil monitoring klimatologi pada hari jumat (20/9), diketahui bahwa suhu terandah kota Madinah adalah 30 derajat celcius, dan tertinggi 39 derajat celcius. Adapun tingkat kelembaban udara di Madinah 9% – 13%. Suharto juga menjelaskan bahwa sampai dengan hari ke-11, kunjungan berobat ke pelayanan kesehatan sektor berjumlah 81 orang. Adapun jamaah yang melakukan rawat jalan di BPHI sebanyak 69 orang. “Hingga saat ini, jamaah yang dirawat inap berjumlah 17 orang,” kata Suharto. “Jamaah yang dirujuk ke Rumas Sakit Arab Saudi (RSAS) hingga kemarin berjumlah 35 orang dan sebanyak 12 orang masih dirawat hingga kini,” imbuh Suharto. Terkait jamaah wafat, Suharto menjelaskan bahwa hingga kemarin berjumlah 4 orang. “Kemarin ada satu jamaah dengan inisial Tn. ADN, usia 60 tahun, no paspor A5465601, berasal dari Kloter 6 embarkasi Solo yang wafat, dan saat ini sudah dimakamkan di Baqi,” ujar Suharto. (cw/mkd)

Kamis, 19 September 2013

MES/1 Tiba Di Makkah 18.58 WAS Jumat, 20 September 2013 – Makkah (Pinmas) —- Kloter 1 jamaah haji Indonesia Embarkasi Medan (MES/1) tiba di Makkah. Rombongan ini dari Madinah diangkut 10 bus up grade, Dallah. Bus pertama tiba di pemondokan pada pukul 18.58 WAS, sedang bis terakhir tiba pada pukul 20.44 WAS. Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), MES/1 berjumlah 440 rombongan. Namun, rombongan yang sudah sampai di Makkah berjumlah 339 jamaah. Satu orang jamaah masih dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja (Daker) Madinah. Kloter 1 Embarkasi Medan ini menempati pemondokan nomor 611 sektor 6 yang berada di wilayah Misfalah. Di sektor 6 ini, terdapat 14 rumah yang sudah disewa untuk pemondokan jamaah haji Indonesia dengan total kapasitas 10.909 orang. Jarak terjauh pemondokan di sektor ini dari Masjidil Haram adalah 1.780m. Sedang jarak terdekatnya adalah 910m. Dengan tibanya kloter 1 Embarkasi Medan ini di Makkah, berarti sampai dengan berita ini diturunkan, sudah ada 3.703 jamaah haji Indonesia dari 9 kloter yang sudah berada di Makkah. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya kini di rawat di BPHI Daker Makkah, yaitu jamaah kloter 1 Embarkasi Surabaya (SUB) dan jamaah kloter 1 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG). (mkd/mch)

Masjidil Haram Mulai Padat, Petugas Arahkan Jamaah Tersesat Jumat, 20 September 2013 – Makkah (Pinmas) —- Jamaah haji dari berbagai negara, seperti Pakistan, Bangladesh, Filiphina, Malaysia, dan negara lainnya mulai berdatangan di Makkah Al-Mukarramah. Masjidil Haram pun tampak mulai padat, terlebih ketika menjelang masuk waktu salat. Jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Makkah pun ikut meramaikan Masjidil Haram. Bagi yang baru tiba di Makkah, mereka melaksanakan ibadah umrah. Bagi yang sudah berumrah, mereka melaksanakan salat wajib berjamaah dan salat sunnah lainnya. Masjidil Haram pun terasa semakin ramai dan padat. Tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja (Daker) Makkah yang melakukan pantauan di lapangan, Kamis (19/09) malam, melihat beberapa jamaah Indonesia yang masih kebingungan ketika akan mencari jalan keluar dari area sa’i yang sesuai dengan arah pemondokan mereka. Sebenarnya sudah banyak tanda penunjuk arah, namun sepertinya terlalu kecil sehingga kadang tidak terlihat. Selain itu, tulisannya dalam Bahasa Arab dan Inggris juga menjadi kendala tersendiri bagi sebagian jamaah Indonesia. Untung Pengendali Teknis Pengamanan Jamaah Abu Haris dan Kasi PAM Daker Makkah Assep Abdullah Masduki sigap dalam mengarahkan jamaah tersesat. Berdiri persis di putaran Shafa, mereka berdua tampak waspada mengawasi kalau-kalau ada jamaah haji Indonesia yang kebingungan ketika mau pulang setelah melaksanakan umrah. “Sudah menjadi tugas kami untuk melayani jamaah haji Indonesia, khususnya menjaga kenyamanan dan keamanan mereka ketika beribadah di Masjidil Haram,” kata Asep. “Saya juga sedang mempelajari alur pergerakan yang paling aman dan nyaman di Masjidil Haram seiring dengan konsisi pembangunan yang ada sekarang ini. Saya berharap pembangunan ini cepat selesai dan pada puncak haji sudah dapat digunakan,” harap Asep. Kesempatan bertemu dan membantu jamaah juga dipergunakan oleh Asep dan Abu Haris untuk mensosialisasikan imbauan Daker Makkah tentang pentinginya menjaga kesehatan. Jamaah diminta agar tidak terlalu memaksakan diri sehingga pada saat puncak haji justru dalam keadaan tidak sehat. Jamaah juga diimbau agar tidak membawa uang terlalu banyak atau perhiasan yang mencolok ketika akan beribadah di Masjdil Haram. “Demi keamanan, bawa uang riyal secukupnya saja. Sisanya biar di simpan di pemondokan,” pesan Asep. Tidak hanya mereka berdua, di beberap titik strategis, seperti jalur masuk sa’i dari area tawaf, serta Bab Malik Fahd dan Bab Marwa, dijumpai pula petugas dari sektor khusus yang mengawasi pergerakan jamaah haji Indonesia. Dalam kesempatan berbincang dengan Abdul Mukin, salah seorang pekerja asal Jember Indonesia, yang sudah 1 tahun 8 bulan ikut bekerja sebagai tukang bangunan di Masjidil Haram, diperoleh informasi bahwa menjelang puncak haji, jalur keluar masuk Masjidil Haram yang sudah selesai renovasi akan dibuka untuk memperluas akses ke masjid. Selain itu, sebagian pekerja juga akan diliburkan, lalu ditempatkan di beberapa titik untuk membantu menertibkan dan mengamanankan suasana di Masjidil Haram. “Semua petugas Indonesia harus menghafal semua nama pintu. Kalau sudah ramai, setiap pintu harus dijaga 2 orang, terutama di pintu-pintu besar, seperti: Bab Umrah, Bab Malik Fahd, Bab Malik Abdul Aziz, dan Bab Marwah,” usul Makin penuh semangat. (mkd/mch)